Rabu, 16 Desember 2009

Pentas Seni Se Kecamatan Kenjeran 2009





Kepala Sekolah Periode 2009


Nama : Imamtik Agus Sulasmono,S.Pd
Tempat Tgl Lahir :Lampung Tengah,11 Juli 1957
Alamat :Dukuh Pakis Baru 2B no.11

Dengan kebersahajaan Bapak Imamtik memimpin SDN Bulak Banteng I yang penuh dinamika,beliau sangat mengedepankan kepentingan sekolah dan teman-teman guru supaya mempunyai rasa kekeluargaan yang tinggi dan mempertahankan etos kerja yang selama ini sudah baik.

Dengan rasa kebersamaan inilah kita dapat membangun nilai-nliai pendidikan yang dicita-citakan sesuai denga visi dan misi sekolah yang telah di rintis oleh para kepala sekolah yang terdahulu.

Semoga dengan kepemimpinan beliau SDN Bulak Banteng I semakin maju dan mempunyai daya saing yang tinggi ditingkat kecamatan,kota maupun propinsi.

Peserta Lagu Dolanan

Ini adalah anak-anak yang akan tampil pada lomba lagu dolanan,mereka sangat senang sekali mengikuti acara tersebut termasuk para wali murid yang mendampinginya.
Peserta Lagu dolanan tersebut campuran dari anak kelas III samapai kelas VI

Juara I Lomba Tari Se Kecamatan Kenjeran

Dengan didampingi oleh Bapak Imamtik selaku Kepala sekolah SDN Bulak Banteng I-263 anak-anak sangat antusias dalam penempilanya mengikuti lomba tari se Kecamatan Kenjeran yang diadakan di Taman Remaja Surabaya tanggal 12 Desember 2009,yang akhirnya meraih juara I untuk tari Kresai memwakili Kenjerab di tingkat Kota.

Selasa, 08 Desember 2009

Ekstra Pramuka

Kegiatan Pramuka yang merupakam kegiatan Ekstra kurikuler sangat disenangi oleh anak-anak kerena dalam wadah inilah anak berlatih mandiri dan bekerja sama denga teman agar nantiny dapat melakukan hal-hal yang positif dan sportif dalam masyarakat

Main lompat tali

Inilah kondisi anak-anak yang sedang bermain disaat waktu senggang,mereka mainkan permainan tradisional lompat tali

Rabu, 11 November 2009

Alutsita kita Zaman Tempo Doeloe


Sekerang ini ada Tank Yang sedang diamati anak-anak,wah...... aku ingin naik dan mengendarai kendaraan ini. Kok semua dari besi ya.........

Pemebelajaran di luar Kelas (MUSIUM)

Begilah anak-anak, kalau sedang asyik belajar mereka sangat senang sekali. Kejadian ini terlaksana di Musium kelautan Hang Tuah Surabaya. Mereka mengamatiminiatur kapal yang digunakan untuk mempertahankan Kemerdekaan RI

Minggu, 18 Oktober 2009

KALSIFIKASI HEWAN CACING,MOLUSCA &ARTHOPODA

Klasifikasi Hewan Kerajaan/Kingdom Animalia - Pembagian Jenis/Macam atau Kategori Binatang Terbagi Menjadi 10 Filum/Phylum

Hewan atau animal yang kita kenal selama ini dapat dibagi manjadi sepuluh macam filum / phylum yaitu protozoa, porifera, coelenterata, platyhelminthes, nemathelminthes, annelida, mollusca, echinodermata, arthropoda dan chordata.

1. Phylum / Filum Protozoa atau Protosoa

Protozoa adalah hewan bersel satu karena hanya memiliki satu sel saja alias bersel tunggal dengan ukuran yang mikroskopis hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Protozoa dapat hidup di air atau di dalam tubuh makhluk hidup atau organisme lain sebagai parasit. Hidupnya dapat sendiri atau soliter atau beramai-ramai atau koloni. Contohnya : amuba / amoeba.

2. Phylum / Filum Porifera

Porifera adalah binatang atau hewan berpori karena tubuhnya berpori-pori mirip spon dengan bintang karakter terkenal spongebob squarepants hidup di air dengan memakan makanan dari air yang disaring oleh organ tubuhnya. Contohnya : bunga karang, spons, grantia.

3. Phylum / Filum Coelenterata atau Coelentrata

Coelenterata adalah hewan berongga bersel banyak yang memiliki tentakel contohnya seperti ubur-ubur dan polip. Simetris tubuh coelenterata adalah simetris bilateral hidup di laut. Contohnya yaitu hydra, koral, polip dan jellyfish atau ubur-ubur.

4. Phylum / Filum Platyhelminthes

Platyhelminthes adalah binatang sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh simetris bilateral tanpa peredaran darah dengan pusat syarah yang berpasangan. Cacing pipih kebanyakan sebagai biang timbulnya penyakit karena hidup sebagai parasit pada binatang / hewan atau manusia. Contohnya antara lain seperti planaria, cacing pita, cacing hati, polikladida.

5. Phylum / Filum Nemathelminthes

Nemathelminthes atau cacing gilik / gilig adalah hewan yang memiliki tubuh simetris bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun tiak ada sistem peredaran darah. Contoh cacing gilik : cacing askaris, cacing akarm cacing tambang, cacing filaria.

6. Phylum / Filum Annelida atau Anelida

Annelida adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermafrodit. Contohnya yakni cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas, lintah / leeches.

7. Phylum / Filum Mollusca atau Molusca / Moluska

Mollusca adalah hewan bertubuh lunak tanpa segmen dengan tubuh yang lunak dan biasanya memiliki pelindung tubuh yang berbentuk cangkang atau cangkok yang terbuat dari zat kapur untuk perlindungan diri dari serangan predator dan gangguan lainnya. Contoh molluska : kerang, nautilus, gurita, cumi-cumi, sotong, siput darat, siput laut, chiton.

8. Phylum / Filum Echinodermata atau Ecinodermata

Echinonermata adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan jumlah lengan lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh echinodermata sudah berkembang dengan baik. Misalnya teripang / tripang / ketimun laut, bulu babi, bintang ular, dolar pasir, bintang laut, lilia laut.

9. Phylum / Filum Arthropoda atau Atropoda

Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa.

10. Phylum / Filum Chordata

Chordata adalah hewan yang memiliki notokorda atau chorde yaitu tali sumbu tubuh syaraf belakang dengan rangka. Ukuran chordata beragam ada yang besar dan ada yang kecil dengan otak yang terlindung tengkorak untuk berfikir. Contoh chordata adalah manusia, cacing acorn, ikan lancet, ikan paus pembunuh, katak, burung puyuh, kalkun, lemur, beruk, macan, kucing, dan lain sebagainya.

---

Pesan :
Penjelasan lebih lanjut mengenai subfilum dan kelas vertebrata pada filum chordata dapat dilihat pada artikel lain tetap di situs organisasi.org kita tercinta. Gunakan fitur search atau mesin pencari pada situs ini :)

Cacing tambang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

?Necator americanus dan Ancylostoma duodenale

Hookworms.JPG

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:

Animalia

Filum:

Nematoda

Kelas:

Secernentea

Ordo:

Strongiloidae

Famili:

Ancylostomatidae

Genus:

Necator/Ancylostoma

Spesies

N. americanus
A. duodenale

Cacing tambang atau cacing cambuk adalah cacing parasit (nematoda) yang hidup pada usus kecil inangnya, yang dapat berupa mamalia seperti kucing, anjing ataupun manusia. Ada dua spesies cacing tambang yang biasa menyerang manusia, Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Necator americanus banyak ditemukan di Amerika, Sub-Sahara Afrika, Asia Tenggara, Tiongkok, and Indonesia, sementara A. duodenale lebih banyak di Timur Tengah, Afrika Utara, India, dan Eropa bagian selatan. Sekitar seperempat penduduk dunia terinfeksi oleh cacing tambang. Infeksi paling sering ditemukan di daerah yang hangat dan lembab, dengan tingkat kebersihan yang buruk.

[sunting] Pranala luar

Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema = benang, helminthes = cacing) disebut sebagai cacing gilig karan tubuhnya berbentuk bulat panjang atau seperti benang.Berbeda dengan Platyhelminthes yang belum memiliki rongga tubuh, Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati.Oleh karena memiliki rongga tubuh semu, Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata.

Ciri tubuh
Ciri tubuh Nemathelminthes meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.

Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran tubuh Nemathelminthes umunya mikroskopis, meskipun ada yang panjang nya sampai 1 meter.Individu betina berukuran lebih besar daripada individu jantan.Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing.

Struktur dan fungsi tubuh
Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri.Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup di inang daripada yang hidup bebas.Kutikula berfungsi untuk melindungi dari dari enzim pencernaan inang.
Nemathelminthes memiliki sistem percenaan yang lengkap terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus.Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa Nemathelminthes memiliki kait pada mulutnya.
Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan keseluruh tubuh melalui cairan pada pseudoselom.
Nemathelminthes tidak memiliki sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh.Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu berbeda.

Cara hidup dan habitat
Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah organik, sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan darah dari tubuh inangnya.
Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar perairan tawar atau laut.Nemathelminthes parasit hidup dalam inangnya.

Reproduksi
Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual.Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda.Fertilisasi terjadi secara internal.Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.

Klasifikasi
Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematophora.Pada uraian berikut akan dibahas beberapa spesies dari nematoda yang merupakan parasit bagi manusia.

Ascaris lumbricoides (cacing perut)

ascaris2

ascaris2

Cacing ini hidup di dalam usus halus manusia sehingga sering kali disebut cacing perut.Ascaris lumbricoides merupakan hewan dioseus, yaitu hewan dengan jenis kelamin berbeda, bukan hemafrodit.Ascaris lumbricoides hanya berkembang biak secara seksual.Ascaris lumbricoides jantan memiliki sepasang alat berbentuk kait yang menyembul dari anus disebut spikula.Spikula berfungsi untuk membuka pori kelamin cacing bretina dan memindahkan sperma saat kawin.
Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau cacingan, umumnya pada anak-anak.Infeksi ini terjadi pada saat mengkonsumsi makanan tau minuman yang tercemar telur ascaris.

Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan daerah tropis.Cacing tambang dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia.Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari cacing perut.Cacing tambang Ancylostoma memiliki ujung anterior melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1 -4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi ventralnya.Kait kitin berfungsi untuk menempel pada usus inangnnya.Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa kopulasi.Alat ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing betina saat kawin.Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat didekat bagian tengah tubuhnya.

Oxyuris vermicularis (cacing kremi)

enterobius-vermicularis

enterobius-vermicularis

Cacing ini disebut cacing kremi karena ukurannya yang sangat kecil. sekitar 10 -15 mm. Cacing kremi hidup di dalam usus besar manusia.Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit yang berbahaya namun cukup mengganggu.Infeksi cacing kremi tidak memerlukan perantara.Telur cacing dapat tertelan bila kita memakan makanan yang terkontaminasi telur cacing ini.
Pengulangan daur infeksi cacing kremi secara autoinfeksi, yaitu dilakukan ole penderita sendiri.Cacing ini bertelur pada anus penderita dan menyebabkan rasa gatal.Jika penderita sering menggaruk pada bagian anus dan tidak menjaga kebersihan tangan, maka infeksi cacing kremi akan terjadi kembali.

Wuchereria bancrofti (cacing rambut)

Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria.Tempat hidupnya di dalam pembuluh limfa.Cacing ini menyebabkan penyakit kaki gajah ( elefantiasis ), yaitu pembengkakan tubuh.Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam pembuluh limfa yang tersumbat oleh cacing filaria dalam jumlah banyak.Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Culex yang banyak terdapat di daerah tropis.

Trichinella spiralis
Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan penyakit trikhinosis atau kerusakan otot.Manusia yang terinfeksi cacing ini karena memakan daging yang tidak dimasak dengan baik.

Komentar (13)

Diarsipkan di bawah: Klasifikasi — gurungeblog @ 3:19 am
Tags: Cestoda (cacing pita), Phylum Platyhelminthes, Trematoda (cacing isap), Turbellaria (cacing rambut getar)

cacing pita

cacing pita

Platyhelminthes (dalam bahasa yunani, platy = pipih, helminthes = cacing) atau cacing pipih adalah kelompok hewan yang struktur tubuhnya sedah lebih maju dibandingkan porifera dan Coelenterata.Tubuh Platyhelminthes memiliki tiga lapisan sel (triploblastik), yaitu ekstoderm, mesoderm, dan endoderm.

Ciri tubuh
Ciri tubuh Platyhelminthes meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.

Ukuran dan bentuk tubuh
Platyhelminthes memiliki ukuran tubuh beragam, dari yang berukuran hampir microskopis hingga yang panjangnya 20 cm.Tubuh Platyhelminthes simetris bilateral dengan bentuk pipih.Diantara hewan simetris bilateral, Platyhelminthes memiliki tubuh yang paling sederhana.

Struktur dan fungsi tubuh
Platyhelminthes tidak memiliki rongga tubuh (selom) sehingga disebut hewan aselomata.Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, dan usus (tanpa anus).Usus bercabang-cabang ke seluruh tubuhnya.Platyhelminthes tidak memiliki sistem peredaran darah (sirkulasi).Platyhelminthes juga tidak memiliki sistem respirasi dan eksresi.Pernapasan dilakukan secara difusi oleh seluruh sel tubuhnya.Proses ini terjadi karena tubuhnya yang pipih.Sistem eksresi pada kelompok Platyhelminthes tertentu berfungsi untuk menjaga kadar air dalam tubuh.Kelompok Platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga tali.Sistem saraf tangga taki terdiri dari sepasang simpul saraf (ganglia) dengan sepasang tali saraf yang memanjang dan bercabang-cabang melintang seperti tangga.Organ reproduksi jantan (testis) dan organ betina (Ovarium)
Platyhelminthes terdapat dalam satu individu sehingga disebut hewan hemafrodit.Alat reproduksi terdapat pada bagian ventral tubuh.

Cara hidup dan habitat
Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit.Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik lainnya seperti sisa organisme.Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya.Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat yang lembap.Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi, atau manusia.

Reproduksi
Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual.Pada reproduksi seksual akan menghasilkan gamet.Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh (internal).Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain.Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes.Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru.

Klasifikasi
Jenis Platyhelminthes dikelompokan menjadi tiga kelas, yaitu Turbellaria (cacing rambut getar), Trematoda (cacing isap), dan Cestoda (caing pita).

Turbellaria (cacing rambut getar)

platyhelm_turbellaria_dugesia

platyhelm_turbellaria_dugesia

Turbellaria memiliki ukuran tubuh bersilia dengan ukuran 15 – 18 mm.Silia digunakan untuk bergerak.Pergerakan juga dapat menggunakan otot dengan gerakan seperti gelombang.Pada kalas ini akan dibahas mengenai ciri salah satu contoh Turbellaria, yaitu Dugesia.
Bagian anterior tubuh Dugesia berbentuk segitiga dan memiliki sistem indera berupa sepasang bintik mata serta celah yang disebut aurikel.Bintik mata untuk membedakan keadaan gelap dan terang, sedangkan aurikel berfungsi sebagai indera pembau saat Dugesia mencari makanannya.
Permukaan tubuh bagian ventral Dugesia memiliki silia yang berfungsi untuk pergerakan.Pada bagian tengah tubuhnya terdapat mulut.Melalui mulut, faring dapat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsa yang selanjutnya dicerna di dalam usus.
Sistem eksresi Dugesia terdiri dari saluran bercabang-cabang yang disebut protonefridia, memanjang dari pori-pori pada permukaan tubuh bagian dorsal sampai ke sel-sel api dalam tubuhnya.Sel-sel api yang berbentuk seperti bola lampu dan memiliki silia di dalamnya.Pergerakan silia berfungsi untuk menggerakkan air dalam sel menyerupai nyala api sehingga sel tersebut dinamakan sel api.Dugesia merupakan hewan hemafrodit, namun reproduksi seksual tidak dapat dilakukan hanya oleh satu individu.Fertilisasi dilakukan secara silang oleh dua individu Dugesia.Zigot yang terbentuk berkembang tanpa melalui proses periode larva.Sedangkan reproduksi aseksual adalah dengan membelah dirinya dan setiap belahan tubuh akan menjadi individu baru yang dikarenakan oleh daya regenerasinya yang sangat tinggi.

Trematoda (cacing isap)

platyhelm_trematoda_clonorchis

platyhelm_trematoda_clonorchis

Trematoda disebut sebagai cacing isap karena cacing ini memiliki alat pengisap.Alat pengisap terdapat pada mulut di bagian anterior tubuhnya.kegunaan alat isap adalah untuk menempel pada tubuh inangnya.Pasa saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa jaringan atau cairan tubuh inangnya.Dengan demikian, Trematoda merupakan hewan parasit.

Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati, usus, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata.Trematoda berlindung di dalam tubuh inangnya dengan melapisi permukaan tubuhnya dengan kutikula dan permukaan tubuhnya tidak memiliki silia.Salah satu contoh Trematoda adalah cacing hati (Fasciola hepatica).Cacing hati memiliki daur hidup yang kompleks karena melibatkan sedikitnya dua jenis inang, yaitu inang utama dan inang sebagai perantara.Daur hidup cacing hati terdiri dari fase seksual dan aseksual.Fase seksual terjadi saat cacing hati dewasa berada di dalam tubuh inang utama.Fase aseksual dengan membelah diri terjadi saat larva berada di dalam tubuh inang perantara.

Beberapa jenis cacing hati yang dapat menginfeksi manusia antara lain sebagai berikut :
- Opisthorchis sinensis ( Cacing hati cina )
cacing dewasa hidup pada organ hati manusia.Inang perantaranya adalah siput air dan ikan.
- Schistosoma japonicum
Cacing ini hidup di dalam pembuluh darah pad saluran pencernaan manusia.Manusia merupakan inang utamanya, namun hewan juga dapat terinfeksi seperti tikus, anjing, babi, dan sapi.Inang perantaranya adalah siput amphibi Oncomelania hupensis.Cacing ini menyebabkan penyakit skistosomiasis dengan ciri demam, anemia, disentri, berat badan turun, dan pembengkakan hati.
- Paragonimus westermani
Cacing ini hidup dalam paru-paru manusia.Inang perantaranya adalah udang air tawar.

Cestoda (cacing pita)

taenia_pisiformis

taenia_pisiformis

Cestoda juga disebut sebagai cacing pita karena bentuknya pipih panjang seperti pita.Tubuh Cestoda dilapisi kutikula dan terdiri dari bagian anterior yang disebut skoleks, leher (strobilus), dan rangkaian proglotid.Pada skoleks terdapat alat pengisap.Skoleks pada jenis Cestoda tertentu selain memiliki alat pengisap, juga memiliki kait (rostelum) yang berfungsi untuk melekat pada organ tubuh inangnya.Dibelakang skoleks pada bagian leher terbentuk proglotid.
Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis) dan organ kelamin betina (ovarium).Tiap proglotid dapat terjadi fertilisasi sendiri.Proglotid yang dibuahi terdapat di bagian posterior tubuh cacing.Proglotid dapat melepaskan diri (strobilasi) dan keluar dari tubuh inang utama bersama dengan tinja.

Cestoda bersifat parasit karena menyerap sari makan dari usus halus inangnya.Sari makanan diserap langsung oleh seluruh permukaan tubuhnya karena cacing ini tidak memiliki mulut dan pencernaan (usus).Manusia dapat terinfeksi Cestoda saat memakan daging hewan yang dimasak tidak sempurna.Inang pernatara Cestoda adalah sapi pada Taenia saginata dan babi pada taenia solium.

Diarsipkan di bawah: Klasifikasi — gurungeblog @ 5:52 am
Tags: Arachnoidea, Arthropoda, Crustacea, Insecta., Myriapoda

Diarsipkan di bawah: Klasifikasi — gurungeblog @ 5:37 am
Tags: Annelida, cacing berambut banyak, Hirudinea., Oligochaeta, Polychaeta

worm_lumbricus

worm_lumbricus

Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen.
Berbeda dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata).Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.

Ciri tubuh
Ciri tubuh annelida meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.

Ukuran dan bentuk tubuh
Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m.Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia.Bentuk tubuhnya simetris bilateral dan bersegmen menyerupai cincin.

Struktur dan fungsi tubuh
Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya.Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa.Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa.
Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot.
Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus.Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup.Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah.Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.
Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali.Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior.Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor.Nefridia ( tunggal – nefridium ) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran.Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh.Nefrotor merupaka npori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya.

Cara hidup dan habitat
Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia.Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap.Annelida hidup diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri.

Reproduksi
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet.Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris).

Klasifikasi
Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta (cacing berambut banyak), Oligochaeta (cacing berambut sedikit), dan Hirudinea.

Polychaeta

polychaeta

polychaeta

Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor palpus.
Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas.Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin.
Contoh Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah.Sedangkan yang bergerak bebas adalah Nereis virens, Marphysa sanguinea, Eunice viridis(cacing palolo), dan Lysidice oele(cacing wawo).

Oligochaeta

cacing-tanah

cacing-tanah

Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit.Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen.Contoh Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah.Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani).Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah.Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi hewan ternak.

Hirudinea
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit.Hewan ini tidak memiliki arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya.Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 – 30 cm.Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing.
Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak.Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia.Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput.Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo (lintah).
Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan.Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin.Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin.

arthropoda

arthropoda

Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata.

Ciri tubuh
Ciri tubuh Arthropoda meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.

Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam.
Struktur tubuh
Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi.Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas.Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut).
Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton).Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit.Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat.
Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak.Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan tubuh.Oleh karena itu, tahap pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru.Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis.Hewan yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba.
Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya.
Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia.Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan.Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak.
Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila pada belalang.
Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku.Sisa metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya.Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol.Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa.

Cara hidup dan habitat
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput.

Reproduksi
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis.
Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan).Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua).Hasil fertilisasi berupa telur.

Klasifikasi
Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki.Berikut ini akan diuraikan empat kelas diantaranya yang paling umum, yaitu Kelas Arachnoidea, Myriapoda, Crustacea, dan Insecta.

Arachnoidea

laba-laba

laba-laba

Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja.Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies.Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm.Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit.Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora.Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina.Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after).Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata).Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah caplak atau tungau (Acarina sp.).
Berikut adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai, yaitu laba-laba.Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen pada bagian posterior.Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada).Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan.Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut.
Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma.Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas.Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen.Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik.Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa.
Laba-laba bernapas dengan paru-paru buku atau trakea.Paru-paru buku adalah organ respirasi berlapis banyak seperti buku dan terletak pada bagian abdomen.Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula ( tunggal = tubulus ) Malpighi.Tubula Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu dan organ ini terletak di dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus.Selain Tubula Malpighi, ekskresi lainnya dilakukan dengan kelenjar koksal.Kelenjar koksal merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa (segmen pada kaki insecta).

Myriapoda
Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki banyak.Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar kita.Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu.Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan abdomen.Tubuhnya memanjang seperti cacing.
Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal).Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya.Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea.Ekskresinya dengan tubula malpighi.Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan repsroduksi seksual secara internal.Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda.

Chilopoda

kelabang

kelabang

Kelompok hewan ini dikenal sebagai kelabang.Tubuhnya memanjang dan agak pipih.Pada kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula dan dua pasang maksila.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang spirakel.Pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi alt beracun.Alat penyengat digunakan unutk menyengat musuh atau pengganggunya.Sengatannya menimbulkan bengkak dan rasa sakit.Contoh hewan ini adalah kelabang (scutigera sp.).

Diplopoda
Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan berjumlah seribu.Ada yang menyebutkan nama lain seperti keluwing.Tubuhnya bulat panjang.Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir bawah.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua pasang spirakel.Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini bersifat hebivora atau pemakan sisa organisme.Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki yang bergerak seperti gelombang.Bila terganggu hewan ini akan menggulungkan tubuhnya dan pura-pura mati.Contoh hewan ini adalah kaki seribu(lulus sp.).

Crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras.Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini.
Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca.

Entomostraca
Entomostraca adalah crustacea yang berukuran mikroskopik, hidup sebagai zooplankton atau bentos di perairan, dan juga ada yang sebagai parasit.Contoh hewan ini adalah Daphnia, Cypris virens, dan Cyclops sp.

Malacostraca

lobster

lobster

Malacostraca adalah crustacea yang berukuran lebih besar dari pada entomostraca.Hewan yang termasuk kelompok ini adalah Udang, lobster, dan kepiting.Berikut akan dibahas sedikit mengenai urain hewan kelompok satu ini.
Udang memiliki ekssoskeleton yang keras untuk melindungi tubuhnya.Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu kaput dan toraks yang menyatu membentuk sefalotoraks, serta abdomen.Dibagian sefalotoraks dilindungi oleh eksoskeleton yang keras berupa karapaks.Karapaks memiliki duri di ujung anterior yang disebut rostrum.Di dekat rostrum terdapar mata faset ( majemuk) yang bertangkai.Pada kaput sefalotoraks merupakan penyatuan lima segmen.Dibagian kaput terdapat sepasang antenula, sepasang antena, dan tiga pasang bagian mulut.Antenula berfungsi sebagai alat peraba, sedangkan antena sebagai alat keseimbangan tubuh.Tiga pasang mulut terdiri dari sepasang mandibula dan dua pasang maksila.Pada bagian toraks terdiri dari delapan segmen, terdapat tiga pasang maksiliped, sepasang seliped, dan empat pasang kaki jalan(periopod).
Maksiliped tersebut berfungsi sebgai penyaring makanan.Seliped berfungsi untuk mencari makanan dan melindungi diri dari musuh.Pada bagian abdomen terdapat lima pasang kaki renang (pleopod).Pada ujung posterior terdapat telson dan sepasang alat kemudi untuk berenang (urupod).Pada udang jantan, pasangan pleopod 1 dan 2 bersatu menjadi gonopod.Gonopod berfungsi sebagai penyalur sperma saat kopulasi.Sedangkan pada wanita berfungsi untuk melekatkan telur dan membawa anaknya.Saluran pencernaan udang terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulut dan esofagus terletak di bagian bawah sefalotoraks.Lambung ( terletak di sefalotoraks ) dan usus ( terletak di abdomen ) berada disepanjang bagian dorsal tubuh.Hati yang merupakan kelanjar pencernaan terletak di bagian toraks dan abdomen.makanan udang berupa berudu, larva, serangga, dan ikan-ikan kecil.Sisa metabolisme dikeluarkan melalui alat kelenjar hijau yang terletak di kepalanya.Pernapasan dilakukan dengan insang yang terdapat di bagian ventral tubuhnya dekat kaki.Sistem peredaran darah terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan sinus yang rongganya berdinding tipis.Organ kelamin bersifat dioseus.

Insecta

kupukupu

kupukupu

Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga).Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah.Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah.
Karena itu pula sering juga disebut hexapoda.
Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat.Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang.Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit.
Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen.Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli).Insecta memiliki organ perasa disebut palpus.
Insecta yang memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga.Bagian abdomen Insecta tidak memiliki anggota tubuh.Pada abdomennya
terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea.Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta.Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alt ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan.Sistem sirkulasinya terbuka.Organ kelaminnya dioseus.

*Perkembangan Insecta dibedakan menjadi tiga :

Pertama Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja tanpa perubahan wujud.Contohnya kutu buku (lepisma saccharina)
Kedua Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya sayap.Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut.
Insecta muda disebut nimfa.Ringkasan skemanya adalah telur – nimfa (larva) – dewasa (imago).Contoh Insecta ini adalah belalang, kecoa (periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp.), dan walang sangit (leptocorisa acuta).
Ketiga Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahan wujud yang sanagt berbeda (sempurna).
Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur – larva – pupa – dewasa.Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali.
Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa..Pupa berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang merupakan struktur Insecta dewasa.Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa.Contoh Insecta ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk.

*Berdasarkan sayap,Insecta dibedakan menjadi dua sub-kelas :

Pertama Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan memiliki antena panjang.Umumnya berkembang secara ametabola.Contoh hewan kelas ini adalah kutu buku.
Kedua Pterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding tubuh yang disebut Eksopterigota.Kelompok lain yang sayapnya berasal dari tonjolan dalam dinding tubuh disebut Endopterigota.
Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut, dan metamorfosisnya :
- Orthoptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit.Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir
- Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama panjang.Contohnya walang sangit (leptocorisa acuta) dan kutu busuk (cymex rotundus)
- Homoptera memiliki dua pasang yang sama panjang.Contohnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), kutu daun (Aphis), dan kutu kepala (Pediculus humanus)
- Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala.Contohnya capung (pantala).

Endopterigota dibedakan menjadi :
- Coleptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang keras dan tebal.Misalnya kumbang tanduk (Orycies rhinoceros) dan kutu gabah (Rhyzoperta diminica)
- Hymenoptera memiliki dua pasang sayap yang seperti selaput, dengan sayap depan lebih besar daripada sayap belakang.
Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut hitam (Monomorium sp.), lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa latipes)
- Diptera hanya memiliki sepasang sayap.Misalnya nyamuk (culex sp.), nyamuk malaria (Anopheles sp), nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti), lalat rumah (Musca domestica), lalat buah (Drosophila melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis)
- Lepidoptera memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus dan tipe mulut mengisap.Misalnya kupu-kupu sutera (Bombyx mori) dan kupu-kupu elang (Acherontia atropos)

Peran Arthropoda bagi manusia

kepiting

kepiting

Berbagai jenis Arthropoda memberikan keuntungan dan kerugian bagi manusia.Peran arthropoda yang menguntungkan manusia misalnya dibidang pangan dan sandang yaitu sebagai berikut :
-Sumber makanan yang mengandung protein hewani tinggi.Misalnya Udang windu (Panaeus monodon), rajingan (portunus pelagicus), kepiting (scylla serrata), dan udang karang (panulirus versicolor)
-Penghasil madu, yaitu lebah madu (Apis indica)
-Bahan industri kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori)

Sementara yang merugikan manusia anatara lain :
-Vektor perantara penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus.
-Menimbulkan gangguan pada manusia.Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu busuk
-Hama tanaman pangan dan industri.Contohnya wereng coklat dan kumbang tanduk
-Perusak makanan.Contohnya kutu gabah

-Perusak produk berbahan baku alam.Contohnya rayap dan kutu buku

Diarsipkan di bawah: Klasifikasi — gurungeblog @ 5:31 am
Tags: Cephalopoda, Gastropoda, Mollusca, Pelecypoda

mollusca

mollusca

Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak.Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang.Hewan ini tergolong triploblastik selomata.

Ciri tubuh
Ciri tubuh Mollusca meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.

Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi.Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur.Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-cumi raksasa.

Struktur dan fungsi tubuh
Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama :
Kaki merupakan penjulur bagian ventral tubuhnya yang berotot.Kaki berfungsi untuk bergerak merayap atau menggali.Pada beberapa molluska kakinya ada yang termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak.Massa viseral merupakan kumpulansebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.
Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan.Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus.Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada mollusca bercangkang.

Sistem saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang melebar.Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Ada pula yang memiliki rahang dan lidah pada mollusca tertentu.Lidah bergigi yang melengkung kebelakang disebut radula.Radula berfungsi untuk melumat makanan.Mollusca yang hidup di air bernapas dengan insang.Sedangkan yang hidup di darat tidak memiliki insang.Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh darah yang berfungsi sebagai paru-paru.Organ ekskresinya berupa seoasang nefridia yang berperan sebagai ginjal.

Cara hidup dan habitat
Mollusca hidup secar heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme.Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat.Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit.

Reproduksi
Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain.Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur.Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.

Klasifikasi
Mollusca merupakan filum terbesar dari kingdom animalia.Molluska dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu Gastropoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda.

Gastropoda

gastropoda

gastropoda

Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya.Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica).Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya.Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya.

Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek.Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang.Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau.Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel.

Pelecypoda

Pelecypoda diidentefikasikan sebagai kerang (Anadara sp.), tiram mutiara (Pinctada margaritifera dan Pinctada mertinsis), kerang raksasa (Tridacna sp.), dan kerang hijau (Mytilus viridis).

pelecypoda

Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak.Kaki Pelecypoda dapat dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan lumpur.Pelecypoda ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar perairan.Pelecypoda mampu melekat pada bebatuan, cangkang hewan lain, atau perahu karena mensekresikan zat perekat.
Pelecypoda memiliki dua buah cangkang pipih yang setangkup sehingga disebut juga Bivalvia.Kedua cangkang pada bagian tengah dorsal dihubungkan oleh jaringan ikat (ligamen) yang berfungsi seperti engsel untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan mengendurkan otot.Cangkang tersusun dari lapisan periostrakum, prismatik, dan nakreas.Pada tiram mutiara, jika di antara mantel dan cangkangnya masuk benda asing seperti pasir, lama-kelamaan akan terbentuk mutiara.Mutiara terbentuk karena benda asing tersebut terbungkus oleh hasil sekresi palisan cangkang nakreas.Pelecypoda tidak memiliki kepala.Mulutnya terdapat pada rongga mantel, dilengkapi dengan labial palpus.
Pelecypoda tidak memiliki rahang atau radula.Maka makanannya berupa hewan kecil seperti protozoa, diatom, dan sejenis lainnya.Insang Pelecypoda berbentuk lembaran sehingga hewan ini disebut juga Lamellibranchiata (dalam bahasa latin, lamella = lembaran, branchia = insang).Lembaran insang dalam rongga mantel menyaring makanan dari air yang masuk kedalam rongga mantel melalui sifon (corong).Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga pasang ganglion yang saling berhubungan.Tiga ganglion tersebut adalah ganglion anterior, ganglion pedal, dan ganglion posterior.Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual.Organ seksual terpisah pada masing-masing individu.Fertilisasi terjadi secara internal maupun eksternal.Pembuahan menghasilkan zigot yang kemudian akan menjadi larva.

Cephalopoda
cephalopodaCephalopoda (dalam bahasa latin, chepalo = kepala, podos = kaki) merupakan Mollusca yang memiliki kaki di kepala.Anggota Cephalopoda misalnya sotong (Sepia officinalis), cumi-cumi (loligo sp.), dan gurita (Octopus sp.)Hidup Cephalopoda seluruhnya di laut dengan merayap atau berenang di dasar laut.Makananya berupa kepiting atau invertebrata lainnya.Sebagai hewan pemangsa, hampir semua Cephalopoda bergerak cepat dengan berenang.Kebanyakan Cephalopoda memiliki organ pertahanan berupa kantong tinta.Kantong tinta berisikan cairan seperti tinta berwarna coklat atau hitam yang terletak di ventral tubuhnya.Tinta ini akan di keluarkan jika hewan ini merasa terancam dengan cara menyemburkannya.Cephalopoda memiliki kaki berupa tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsanya.Cephalopoda memiliki sistem saraf yang berpusat di kepalanya menyerupai otak.Untuk reproduksi hewan ini berlangsung secara seksual.Cephalopoda memiliki organ reproduksi berumah dua (dioseus).Pembuahan berlangsung secra internal dan menghasilkan telur.

Peran mollusca bagi manusia
Umumnya mollusca menguntungkan bagi manusia, namun ada pula yang merugikan.Peran mollusca yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
-Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu (Aemaea sp.), kerang (Anadara sp.), kerang hijau (Mytilus viridis), Tridacna sp., sotong (Sepia sp.)
cumi-cumi (Loligo sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatina fulica).
-Perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctada margaritifera).
-Hiasan dan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu, Nautilus, dan tiram mutiara.
-Bahan baku teraso, misalnya cangkang Tridacna sp.

Mollusca yang merugikan bagi manusia, misalnya bekicot dan keong sawah yang merupakan hama dari tanaman.
Siput air adalah perantara cacing Fasciola hepatica.

Senin, 28 September 2009

Mutasi Kepala Sekolah

Pada bulan September 2009 ini di SDN Bulak Banteng I-263 Surabaya terjadi pergantian Kepada Sekolah dari Ibu Yamirah,S.Pd.MM kepada Bapak Imamtik,S.Pd. Pergantian ini tentu saja membawa suasana baru bagi SDN Bulak Banteng I-263. Semoga dengan pergantian ini sekolah tambah maju dan mendapat prestasi yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Bapak Imamtik ini berasal dari kota Lampung,Sumatra, akan tetapi beliau dari muda sudah lama tinggal di Surabaya.Beliau sebelumnya menjadi Kepala sekolah di Kec. Sukomanunggal.Memang suasana Kenjeran tentu saja berbeda dengan Kecamatan lain di surabaya, hal ini sesuai dengan kondisi masing-masing.

Semoga dengan pergantian ni menjadi lebih baik dan lebih maju.

Rabu, 02 September 2009

WAJAH PENDIDIKAN DI ERA BOSNAS DAN BOPDA

WAJAH PENDIDIKAN DI ERA BOSNAS DAN BOPDA

Wajah pendidikan penuh dengan balutan yang semu, dengan adanya dana Bosnas dan Bopda yang seyogyanya untuk meningkatkan kualitas pendidikan untuk anak bangsa yang merupakan tunas-tunas masa depan , berubah menjadi lahan untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan pribadi si pengelola dengan rekayasa segala cara untuk mencairkan dana tersebut. Sebenarnya sudah ada aturan main yang harus digunakan untuk mengelola dana tersebut. Ada sangsi-sangsi yang di terima apabila melanggar aturan yang sudah ada, tapi itu semua dapat diatur dengan segala kamuflase sebuah laporan yang nota bene buatan manusia. Dana pendidikan yang begitu besar dan merupakan amanat UUD 1945 pasal 31 yang diaplikasikan lewat dana Bosnas dan Bopda untuk memerangi kebodohan anak bangsa justru menjadi pemicu untuk melakukan korupsi ditingkat terendah di sebuah lembaga pendidikan.
Sebenarnya sudah banyak Kepala Sekolah yang tersandung masalah penyalagunaan dana Bosnas dan Bopda, bahkan mereka sampai ada yang dimasukan dalam hotel prodeo gara-gara penyalagunaan anggaran tersebut. Tapi itu semua dianggap sebagai angin lalu saja. Memang manusia ini kalau tidak mengalami sendiri apa yang dirasakan seakan bukan sebuah pelajaran, akan tetapi kalau sudah mengalami sendiri baru merasakan bagaimana tersandung sebuah masalah yang nantinya akan merepotkan diri sendiri dengan dipanggil kesana-kemari untuk klarifikasi. Kalau sudah itu yang terjadi maka hati baru merasa,air mata menetes, doa-doa dipanjatkan untuk pengampunan dosa dan bebas dari celaka dan wajah tertunduk malu, sulit untuk berdiri tegak seperti sedia kala.
Pendidikan yang merupakan poros terdepan untuk memajukan bangsa yang dimulai dari pendidikan dasar sehingga pemerintah wajib mengucurkan dana untuk memajukan itu semua sesuai dengan amanat UUD 1945. Bahkan lewat iklan yang ditayangkan melalui media cetak maupun elektronik supaya masyarakat dapat mengetahui dan berperan aktif dalam membangun pendidikan dasar tersebut. Kenyataan yang ada adalah masyarakat jarang dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan dana Bosnas dan Bopda, disamping itu tidak semua guru mengetahui untuk apa dana yang telah dikucurkan itu,sampai-sampai kalau ditanya seberapa besar dana Bosnas dan Bopda yang diterima oleh setiap siswa perbulanyapun mereka tidak tahu. Kapan dana Bosnas dan Bopda itu cair mereka juga tidak tahu, yang tahu adalah Kepala Sekolah, Bendahara,PPTK dan TU yang membuat semua laporan Bosnas dan Bopda. Guru-guru yang lainya hanya tanda tangan kegiatan yang semua itu dapat direkayasa. Tapi itu semua tidak terjadi secara umum di setiap sekolah di Indonesia, ada sekolah yang betul-betul melaksanakan peran dan fungsinya sebagai suatu lembaga pendidikan yang mencetak anak bangsa sesuai dengan aturan yang ada.
Sekolah setiap tahun membuat RKTAS yaitu Rencana Kegiatan Tahun Sekolah yang akan dilaksanan dalam satu tahun kedepan yang berkaitan dengan semua kegiatan pendidikan anak didik. Dalam perencanaan tersebut semestinya semua pemangku pendidikan dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang akan dilaksanakan guna memajukan pendidikan di setiap unit kerja masing-masing.Apa kemauan dari Komite sekolah,apa kemauan dari setiap guru kelas yang diwadai dalam dewan guru,apa keinginan Kepala Sekolah untuk memajukan pendidikan di sekolah yang dipimpinnya, apa sumbangsih dari tokoh masyarakat dan tokoh agama yang ada di sekitar sekolah tersebut kemudian dicari titik temunya dan solusi terbaik lewat musyawarah untuk memajukan pendidikan di sekolah tersebut.Kalau ini yang terjadi maka yang namanya MBS atau yang lebih dikenal dengan Menejemen Berbasis Sekolah secara otomatis terlaksana, yang imbasnya akan terbangun yang namanya transparasi,akuntabilitas, dan keterbukaan dalam dunia pendidkan.
Kalau MBS betul-betul terlaksana maka kebocoran-kebocoran dalam penggunaan Bosnas dan Bopda dapat di tekan serendah-rendahnya. Itu semua tergantung dari kemauan semua elemen pemangku pendidikan, kalau semua guru kurang peduli, Komite kurang perannya, wali murid pasrah bongkokan maka roda pendidikan akan mengalami stagnasi, pembelajaran akan berjalan seadanya mengalir tanpa perencanaan yang matang. Jiwa atau Roh dari pendidikan akan sirna dan hampa, pendidikan hanya sebagai komoditas untuk mencapai angka-angka akademis tanpa adanya nilai-nilai dalam kehidupan yaitu kejujuran, tanggung jawab dan nilai-nilai sipiritual yang justru menjadi modal bagi anak ketika kelak dia terjun dalam kehidupan di masyarakat.
Pemerintah sebenarnya sudah membuat perangkat hokum dalam pengelolaan dana pendidikan tersebut, bahkan mengadakan penataran-penataran dan pelatihan-pelatihan yang melibatkan perangkat hukum yang ada mulai dari Kejaksaan Tinggi, Dinas Inspektorat dan Kepolisian guna memberikan penjelasan yang pas tentang menggunaan dana pendidkan dan akibatnya kalu sapai terjadi penyalagunaan. Bahkan Tim Monitoringpun sering diterjunkan untuk mengontrol penggunaan dana pendidikan tersebut, tetapi kurang siknifikan dalam pengontrolan.
Masalah penyalagunaan dana pendidikan baru terkuak ketika ada laporan dari orang dalam sendiri “Guru” yang berseberangan dengan kebijakan kepala sekolah atau dari wali murid yang peduli terhadap pendidikan atau adanya wartawan yang betul-betul membuka permasalan tersebut melalui investigasi yang mendalam. Baru penyalagunaan dana pendidkan Bosnas dan Bopda terekpos di media cetak atau elektronik. Kalau itu yang sudah terjadi maka wajah pendidikan akan kelihatan belangnya. Fihak Diknas Kotapun baru menanganinya dengan serius melakukan investigari denga memanggil Kepala Sekolah Yang bersangkutan serta guru sekolah tersebut satu persatu untuk dimintai keterangan seputar penggunaan dana pendidikan tersebut. Kalau hal itu terbukti maka fihak-fihak yang terlibat akan mendapatkan sangsi sesuai dengan hokum yang berlaku atau sangsi lainnya. Kalau tidak terbukti maka hanya ada pembinaan guna terjadinya singkronisasi antara guru dan kepala sekolah supaya menejement sekolah dapat berjalan dengan baikdan lancer tidak ada saling curiga antara yang satu dengan yang lainya.

Rabu, 19 Agustus 2009

Pagu Yang Menggelembung

Akhir-akhir ini dunia pendidikan sesudah tahun ajaran baru 2009-2010 terasa geliatnya,banyak wali murid yang putranya tidak di terima di bangku sekolah dasar kelas 1 karena faktor usia atau jarak rumah yang terlalu jauh dengan sekolah menjadi alasan dari sekolah yang telah menjadi aturan dari dinas kota menjadi sedih dan rasa protes yang tidak dapat disalurkan. Itu semua seakan sudah menjadi harga pas yang tidak dapat ditawar oleh orang tua murid. Sedang fihak sekolah dibatsi oleh pagu yang sudah menjadi ketentuan diknas kota. Tapi anehnya fihak sekolah ketika anak kelas 1 naik ke kelas 2 yang tadinya pararel 3 kelas digabung lagi menjadi 2 kelas yang mengakibatkan kelas 2 menjadi gemuk lagi,yang tadinya kelas 1 ada 40 siswa ketika kelas 2 menjadi 50 lebih siswa, hal inilah yang menyebabkan KBM di dalam kelas tidak seperti yang diharapkan sesuai dengan pagu. Semoga hal ini menjadi perhatian dari diknas kota.

Jumat, 24 Juli 2009

Peran Orang Tua dalam Pendidikan anak

Mengapa Orangtua Perlu Terlibat Dalam Pendidikan Anak
Mengapa Orangtua Harus Lebih Terlibat dalam Pendidikan Anak?
Allah SWT dalam Al Qur’an surat Al-Tahrim ayat 6 berfirman: “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” Diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada seorang pun dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah (suci). Kedua orangtuanyalah yang menjadikannya sebagai orang Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.”
Firman Allah SWT dan Sabda Rasulullah SAW di atas menggambarkan bahwa pendidikan anak merupakan tanggung jawab penuh dari kedua orangtua, bukan yang lain. Tanggung jawab bukan sebatas memilihkan sekolah atau membiaya sekolah dan segala keperluanya. Lebih dari itu, tanggung jawab orangtua diwujudkan dalam keterlibatan langsung orangtua dalam pendidikan (kehidupan) anak-anaknya. Ketika orangtua terlibat langsung dalam kehidupan dan pendidikan anak-anaknya, maka mereka akan memberi perlakuan yang lebih tepat kepada anak-anak. Hasil-hasil penelitian (Henderson dan Mapp, 2002; National Standards for Parent/Family Involvement Programs, 2004) membuktikan bahwa keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak berhubungan dengan :
1. Prestasi anak ,
· Ketika orangtua terlibat, anak memiliki prestasi yang lebih tinggi, tidak memperhatikan status sosial ekonomi, latar belakang etnis/ras atau tingkat pendidikan orangtua
· Ketika orangtua terlibat dalam pendidikan anak mereka, anak-anaknya memiliki skor tes yang lebih tinggi, anak lebih sering menyelesaikan pekerjaan rumah, dan kehadiran anak di sekolah lebih tinggi
· Dalam program yang dirancang untuk melibatkan orangtua dalam kemitraan yang penuh, prestasi anak-anak dari keluarga yang tidak beruntung tidak hanya meningkat tetapi juga mampu mencapai level standar yang dipersyaratkan bagi anak-anak dari status sosial ekonomi menengah.
· Para siswa kemungkinan besar mengalami kemunduran dalam prestasi akademik jika orangtua tidak berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah, tidak mengembangkan sebuh hubungan yang menguntungkan dengan guru, dan tidak memantau apa yang terjadi di sekolah anak-anak mereka
· anak-anak lulus dari sekolah dengan nilai yang lebih tinggi,
· anak-anak memiliki kemungkinan besar untuk memasuki pendidikan tinggi,
2. Perilaku anak
· Ketika para siswa melaporkan dirinya merasa mendapat dukungan dari sekolah dan rumah, mereka memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi, merasa sekolah lebih penting, cenderung melakukan sesuatu dengan lebih baik
· Perilaku-perilaku siswa seperti terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, perilaku kekerasan, dan perilaku antisosial lainnya menunjukkan penurunan seiring dengan meningkatnya keterlibatan orangtua
· anak memperlihatkan sikap-sikap dan perilaku-perilaku yang lebih positif,
3. Budaya
· Sekolah-sekolah yang berhasil adalah sekolah-sekolah yang berhasil melibatkan orangtua dari berbagai latarbelakang sosial-ekonomi-budaya, memusatkan diri pada membangun hubungan kemitraan yang menguntungkan antara para guru, keluarga, dan anggota masyarakat; mengakui, menghargai, dan mempertimbangkan kebutuhan keluarga seperti halnya perbedaan status dan budaya; mengembangkan sebuah pandangan kemitraan bahwa wewenang dan tanggung jawab adalah dipikul bersama-sama.
4. Usia
· Keuntungan-keuntungan dari keterlibatan orangtua tidak terbatasi pada anak-anak usia dini; mereka semua mendapatkan keuntungan yang bemakna pada semua kelompok usia dan semua tingkatan pendidikan.
· Para siswa SMP dan SMA yang orangtuanya tetap terlibat dalam pendidikan mereka, mampu melakukan peralihan yang lebih baik, memelihara kualitas kerja mereka, dan mengembangkan rencana-rencana yang realistis terkait masa depan mereka. Sebaliknya, para siswa yang orangtuanya tidak terlibat lagi, kemungkinan mengalami drop-out sekolah lebih besar.
5. Kualitas Sekolah
• Sekolah-sekolah yang bekerjasama dengan orangtua dengan baik meningkatkan semangat guru dan mendapat penilaian yang lebih tinggi dari para orangtua.
• Sekolah-sekolah yang para orangtuanya terlibat memiliki dukungan yang lebih banyak dari para orangtua dan memiliki reputasi yang lebih baik di masyarakat.
• Sekolah-sekolah yang dinilai bagus dalam program kemitraan dengan orangtua memperlihatkan hasil ujian nasional yang lebih baik.
Oleh karena itu, kata Muhammad Nur Abdul Hafizh dalam bukunya” Mendidik Anak bersama Rasulullah, “Bersegeralah kamu dalam mendidik anak sebelum kesibukanmu melalaikanmu, karena sesungguhnya apabila anakmu telah berumur dewasa dan telah berakal (tetapi tidak berpendidikan), dia akan menyibukkan hatimu (dengan keburukan) (hikmah).”

Selasa, 21 Juli 2009

ETIKA PENDIDIKAN

ETIKA PENDIDIKAN: (PEMBENTUKAN KECERDASAN SPIRITUAL)
oleh Ahmad Averoz
Salah satu di antara sekian banyak tantangan dalam kebijakan dan perkembangan pendidikan di Indonesia, menurut Daoed Joesoef (2001: 197-199), adalah tiadanya atau kurang dihayatinya etika masa depan dalam penalaran dikalangan elit pemimpim bangsa. Etika masa depan timbul dari dan dibentuk oleh kesadaran bahwa semua manusia, sebagai individu maupun kolektif akan menjalani sisa hidupnya di masa depan bersama dengan sesama makhluk hidup lainnya yang ada di muka bumi. Hal ini berarti bahwa etika masa depan menuntuk manusia untuk tidak mengelakkan tanggung jawab atas konsekunsi dari setiap perbuatan yang dilakukannya di masa sekarang.Etika masa depan sebagai sebagaimana dimaksud di atas tidak sama dengan etika di masa depan; etika masa depan adalah etika masa kini untuk masa depan. Sebab di masa depan, tanpa adanya etika masa depan sekarang ini, semuanya sudah menjadi terlambat. Oleh karena itu, dalam etika masa depan terkandung keharusan agar manusia berani menjawab tantangan terhadap kemampuan yang khas yang manusiawi untuk mengantisipasi, merumuskan nilai-nilai, dan menetapkan prioritas-prioritas dalam suasana yang tidak pasti agar generasi-generasi mendatang tidak menjadi mangsa dari proses yang menjadi semakin tidak terkendali di zaman mereka di kemudian hari.Demi pembangunan masa depan yang tetap manusiawi, etika masa depan oleh Karena itu harus menjadi bagian dari etika pendidikan. Dalam konteks etika pendidikan, etika masa depan berkaitan dengan out put pendidikan, yakni tipe manusia ideal masa depan yang hendak di bentuk dalam proses pendidikan. Dalam kaitan ini kita berpendapat bahwa tipe manusia ideal masa depan yang dibutuhkan oleh bangsa ini adalah manusia yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi. Hal ini tentu saja mengharuskan agar etika masa depan pendidikan kita menekankan pada orientasi pembentukan kecerdasan spiritual peserta didik.Makalah ini akan mengelaborasi secara seksama gagasan tentang etika masa depan pendidikan yang berorientasi pada pembentukan kecerdasan spiritual. Permasalahan yang dicermati meliputi: Apa yang dimaksud dengan kecerdasan spiritual? Mengapa proses pendidikan perlu menekankan pembentukan kecerdasan spiritual? Bagaimana metode pembelajaran dalam pembentukan kecerdasan spiritual?
Konsep dan Karakteristik Kecerdasan SpiritualKonsep kecerdasan spiritual (spiritual quotient/SQ) pertama kali digagas dan dipopulerkan oleh Donah Zohar dan Ian Marshall (2000). Kedua penulis ini, yang masing-masing berasal dari Harvard University dan Oxford University, melalui riset yang komprehensif membuktikan bahwa sesungguhnya kecerdasan manusia yang paling tinggi terletak pada kecerdasan spiritualnya. Dengan mendasarkan pada hasil penelitian ahli psikologi/saraf, Michael Persinger (awal 1990-an) dan V.S. Ramachandran (1997), Zohar dan Marshall mengatakan bahwa terdapat God-Spot dalam otak manusia. God-Spot tersebut sudah built-in (tertanan mantap) sebagai pusat spiritual diantara jaringan saraf dan otak. Menurut Zohar dan Marshall (2000), ada dua hal yang merupakan unsure fundamental dari SQ, yaitu aspek nilai dan makna.Berdasarkan identifikasi tentang dua unsur fundamental SQ tersebut, mereka mengatakan bahwa SQ adalah kecerdasan untuk mengahadapi dan memecahkan masalah makna dan nilai, kecerdasan menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa jalan hidup seseorang lebih bermakna dibanding orang lain, dan kecerdasan ini tidak hanya untuk mengetahui nilai-nilai yang ada, tetapi juga untuk secara kreatif menemukan nilai-nilai baru.Penting dikemukakan bahwa Zohar dan Marshall berpendapat SQ itu berbeda dengan agama, karena agama merupakan aturan-aturan yang datang dari luar (etika heteronom); sedangkan SQ adalah kemampuan internal, yaitu sesuatu yang menyentuh dan membimbing manusia dari dalam (etika otonom). Dalam hal ini agama, menurut mereka, adalah salah satu saja di antara banyak nilai yang dapat meningkatkan SQ, tetapi bukan merupakan penentu utama SQ yang tinggi. Dimensi spiritual, dengan demikian bukan merupakan dimensi agama, tetapi dimensi abstrak dari materi invisible (tak kasat mata). Ia tidak berhubungan dengan persoalan ada atau tidak adanya Tuhan, melainkan sebuah pengembaraan sifat fisik yang invisible. Oleh karena itu, dalam konsep Zohar dan Marshal, SQ yang tinggi tidak menjamin seseorang menjadi beriman kepada Tuhan. Sebab, God-Spot yang menjadi pusat spiritual itu hanya dipandang sebagai sesuatu yang dapat melihat adanya rahasia fenomena yang disebut sebagai Tuhan, tetapi tidak dapat membawa Tuhan pada kehidupan seseorang. Zohar dan Marshall memberikan gambaran yang rinci tentang karakteristik SQ. menurut mereka, orang yang memiliki SQ yang tinggi ditandai dengan ciri-ciri: (1) kemampuan bersifat fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif), (2) tingkat kesadaran yang tinggi, (3) kemampuan menghadapai dan memanfaatkan penderitaan, (4) kemampuan untuk menghadapai dan melampaui rasa takut, (5) kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai, (6) keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu, (7) kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal (berpandangan holistic), (8) kecenderungan untuk bertanya: “mengapa?”, atau “bagaimana jika?”, guna mencari jawaban yang mendasar, dan (9) kepemimpinan yang penuh pengabdian dan bertanggung jawab.Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa konsep SQ yang dielaborasi oleh Zohar dan Marshall tersebut cenderung memiliki watak yang sekuleristik dan materialistic. Landasan paradigmatic pembahasan mereka, menurut Aliyah Rasyid Baswedan (2002:1) baru sebatas tataran biologi dan psikologi semata, tidak bersifat transcendental. Oleh karena itu, temuan Zohar dan Marshall tentang suara hati (hati nurani) yang bersumber dari pusat spiritual yang disebur God-Spot itu baru sebatas hardware-nya saja, belum ada software-nya. Dalam pandangan Aliyah rasyid Baswedan, dari sudut pandang Islam software (perangkat lunak, isi) SQ ialah dimensi transcendental. Dari perspektif Islam, menurut Ary Ginanjar Agustian (2001), SQ adalah kemampuan untuk member makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia seutuhnya (hanif), dan memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik), serta berprinsip “hanya kepada Allah”.Sesuai dengan pengertian ini, inti SQ ialah bagaimana mendengarkan suara hati yang terdalam sebai sumber kebenaran yang meupakan karunia Tuhan, yang dari padanya seseorang dapat merasakan adanya sesuatu yang indah atau mulia dalam dirinya. Efektivitas suara hati akan mempengaruhi perilaku individu, sehingga akhirnya akan menghasilkan manusia unggul secara spiritual, yang mampu mengekplorasi dan menginternalisasi kekayaan ruhaniah dan jasmaniah dalam hidupnya.Menurut Toto Tasmara (2001), dalam perspektif Islam karakteristik SQ adalah: (1) menampilkan sosok diri sebagai professional yang berakhlak, (2) pembawa keselamatan, keteduhan dan kelembutan, (3) terus menerus mengisi kehidupannya dengan cinta, (4) menjadikan hidup penuh arti, (5) bersiap menghadapi kematian, dan (6) merasakan seluruh kehidupannya selalu dimonito oleh kamera ilahiah. Secara singkat, dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa SQ adalah kemampuan “menjadikan” Tuhan sebagai mitra kerja dalam segenap aspek kehidupan. Karakteristiknya ialah unggul secara intelektual, kaya dalam amal, serta anggun dalam moral dan kebijaksanaan.
Signifikansi Pembentukan SQ dalam Etika PendidikanPendidikan adalah suatu proses panjang dalam rangka mengantarkan manusia menjadi seseorang yang kaya spiritual dan intelektual, sehingga dia dapat meningkatkan kualitas hidupnya di segala aspek dan menajalani kehidupan dengan cita-cita dan tujuan yang pasti (Maarif, 1996: 6). Dalam konteks ini Noeng Muhadjir (1987: 20-25) menyebutkan adanya tiga fungsi pendidikan, yaitu: pertama, pendidikan berfungsi menumbuhkan kreativitas peserta didik; kedua, pendidikan berfungsi mewariskan nilai-nilai kepada peserta didik; dan ketiga, pendidikan berfungsi meningkatkan kemampuan kerja produktif peserta didik. Ketiga fungsi pendidikan tersebut pada prinsipnya merupakan suatu kesatuan organic dan, karena itu, harus dilaksanakan secara terpadu dan berimbang. Namun dalam kenyataannya, praktek pendidikan kita yang berjalan selama ini cenderung hanya mengaktualisasikan fungsi pertama dan ketiga, tetapi mengabaikan fungsi kedua. Kenyataan inilah yang dimaksud oleh M. Rusli Karim (1991: 128-129) ketika dia mengatakan bahwa pendidikan kita hanya melakukan transfer og knowledge (alih pengetahuan) dan tidak melakukan transfer of value (alih nilai).Kecenderungan praktek pendidikan kita yang lebih mengedepankan alih pengetahuan dan menomerduakan upaya alih nilai agaknya berkaitan erat dengan paradigma modernisasi yang menjadi ideologi pembangunan nasional. Paradigma modernisasi dalam pembangunan nasional memang terutama menekankan pada aspek pertumbuhan sebagai ukuran keberhasilan pembangunan nasional. Dalam konteks ini pendidikan sebagai institusi yang diarahkan untuk melayani kepentingan pembangunan kemudian mengalami reduksi fungsional dengan hanya menjadi sekedar “pemasok” tenaga kerja terampil yang dibutuhkan oleh dunia industri. Akan tetapi, praktek pendidikan yang hanya menekankan alih pengetahuan (plus ketrampilan) dan mengabaikan alih nilai tersebut tentu saja bukan tanpa resiko.Ahmad Syafii Maarif (1996: 97) dengan tepat menggambarkan akibat dari praktek pendidikan yang tidak melaksanakan fungsinya secara terpadu, sebagai berikut: Dengan melihat kondisi pendidikan pada umumnya dan pendidikan Islam yang ada sekarang ini pada khususnya, saya ingin mengatakan bahwa sesungguhnya kita secara moral akan menghadapi bahaya besar, yaitu telah semakin menipisnya penjunjungan aspek moralitas, atau masalah moral dijadikan sebagai urusan kedua. Untuk suatu jangka panjang, keadaan ini akan memberi pengaruh besar pada sisi manusiawi umat dan bangsa, yaitu hilangnya rasa ukhuwah, yang telah begitu membantu dalam membangun peradapan manusia yang saling tolong-menolong. Apa yang dikatakan oleh Syafii Maarif di atas dapat kita saksikan secara kasat mata dewasa ini. Kejahatan berdasi (white color crime) berupa korupsi, kolusi, dan nepotisme merupakan konsumsi berita yang amat lazim dalam kehidupan kita sehari-hari. Itu semua dilakukan justru oleh orang-orang yang memiliki kapasitas intelektual yang tinggi (hasil aktualisasi fungsi pendidikan yang pertama) dan keterampilan teknis yang tinggi (hasil aktualisasi fungsi pendidikan yang ketiga), namun mereka pada dasarnya adalah orang-orang yang “tuna moral” (karena tidak berjalannya fungsi pendidikan yang kedua).Demikian pula peristiwa-peristiwa kerusuhan dan konflik social yang sebagiannya bermuatan “sara” terus-menerus menjadi tontonan kita sehari-hari di era reformasi ini, suatu tontonan yang menunjukkan betapa parahnya krisis ukhuwah dalam kehidupan kita sebagai umat dan bangsa. Kuntowijoyo (2000:253-244) menyebut gejala ini sebagai kesenjangan antara kesadaran dan perilaku, suatu gejala yang merupakan anomie era ferormasi. Dalam menghadapi kondisi tersebut di atas, jauh dilubuk hati kita terasa kerinduan akan adanya nilai-nilai moral yang luhur yang timbul dari dalam jiwa setiap insan Indonesia, yang pada gilirannya berperan sebagai acuan hubungan social di antara sesame kita. Adanya nilai-nilai moral yang luhur tersebut diharapkan mampu membawa kesejukan bagi kehidupan kita sehari-hari. Dalam konteks inilah kita melihat bahwa pembentukan SQ menjadi sangat penting sebagai etika masa depan pendidikan nasional.Selain itu, semakin menguatnya desakan pemilikan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi untuk hidup bersama dalam pusaran global membuat SQ terasa kian penting peranannya. Djamaludin Ancok (2001) menjelaskan bahwa memasuki ekonomi baru yang virtual diperlukan empat modal, yaitu intelektual, modal social, modal spiritual, dan modal kesehatan. Menurutnya, modal spiritual menjadi sangat penting, karena upaya membangun manusia yang cerdas dengan IQ tinggi dan manusia pandai mengelola emosinya dalam berhubungan dengan orang lain tidaklah mengantarkan manusia pada kebermaknaan hidup. Padahal kebermaknaan hidup adalah suatu motivisai yang kuat yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang berguna. Hidup yang berguna adalah hidup yang member makna pada diri sendiri dan orang lain. Modal spiritual juga dapat memberikan perasaan hidup yang komplit (wholenees), karena adanya kedekatan dengan sang Pencipta.
Metode Pendidikan Berbasis Pembentukan SQDari uraian tentang konsep dan karakteristik SQ di atas dapat ditegaskan bahwa SQ yang sejati adalah SQ yang berlandaskan pada kesadaran transcendental, bukan sekedar SQ pada tataran biologi dan psikologi. Menurut Roger Garaudy (1986: 256-267), dari perspektif syari’ah kesadaran transcendental mempunyai tiga unsur. Pertama, pengakuan tentang ketergantungan manusia kepada Tuhan. Kedua, adanya perbedaan yang mutlah antara Tuhan dan manusia. Ketiga, pengakuan tentang adanya noema-norma mutlak dari Tuhan yang tidak berasal dari manusia.Bertolak dari pandangan bahwa SQ yang berlandaskan kesadaran transcendental, maka secara teoritis pembentukan SQ yang sejati harus melalui pendidikan agama. Sehubungan dengan pembentukan SQ ini, Ary Ginanjar Agustian (2001) menyarankan perlunya diupayakan empat langkah pokok, yaitu: Melakukan kejernihan emosi (zero mind process) sebagai prasyarat lahirnya alam pikiran yang jernih dan suci (God-Spot/fitrah), yaitu kembali kepada hati dan pikiran yang bersifat meedeka serta bebas dari belenggu. Membangun mental yang berkaitan dengan kesadaran diri, yang dibangun dari alam pikiran dan emosi secara sistematis berdasarkan rukun iman (prinsip: bintang atau ilahi, malaikat, kepemimpinan, pembelajaran, masa depan, keteraturan). Membentuk ketangguhan pribadi, suatu langkah pengasahan hati yang telah terbentuk berdasarkan rukun islam, yang dimulai dari: (a) penetapan misi, (b) pembentukan karakter secara kontinyu dan intensif, dan (c) pelatihan pengendalian diri. Membentuk ketangguhan social, yaitu melakukan aliansi atau sinergi dengan orang lain atau lingkungan social sebagai suatu perwujudan tanggung jawab social seseorang yang telah memiliki ketangguhan pribadi. Hal ini dilakukan dengan dua langkah, yaitu (a) sinergi, dan (b) aplikasi total. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang al-asmaul husna. Dengan al-asmaul husna yang merupakan junci dasar rukuk imam dan rukun Islam, seseorang dapat merasakan dan mendeteksi satu per satu dorongan suara hati terdalam dengan jelas; juga perasaan serta suara hati orang lain yang pada hakekatnya bersuber pada suara hati Allah yang Maha Mulia dan Maha Benar.
Dalam praktis pendidikan agama Islam.Metode pembelajaran yang tepat diterapkan dalam rangka pembentukan SQ, menurut hemat penulis, adalah metode atau pendekatan substansialis. Inti metode atau pendekatan substansialis ialah pembentukan sikap dan gaya hidup yang agamis, humanis, dan ilmiah pada diri peserta didik. Dengan demikian, pelaksanaannya adalah pada penjiwaan, penghayatan, penyerapan, dan internalisisi nilai-nilai fundamental keagamaan, kemanusiaan universal, dan nilai-nilai ilmiah pada diri peseta didik.Model pembelajaran seperti ini dimaksudkan agar nilai-nilai gundamental agama, nilai-nilai kemanusiaan universal, dan nilai-nilai ilmiah membentuk dan menjadi pendangan dunia (world-view) peserta didik dalam setiap aspek dan langkah kehidupannya (Abdullah, 1996: 73-75).Dalam kaitan dengan metode substansial dimaksud di atas, ada dua strategi mengajar yang nampaknya tepat digunakan, yaitu strategi meaningful-discovery learning dan strategi values clarification. Strategi meaningful-discovery learning adalah strategi mengajar dimana penyampaian bahan pelajaran mengutamakan maknanya bagi peserta didik. Dalam hal ini bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir; sebaliknya, peserta didik justru dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan, dan membuat kesimpulan-kesimpulan.Melalui kegiatan-kegiatan tersebut peserta didik akan menguasai, menerapkan dan menemukan hal-hal baru yang bermanfaat baginya (Sukmadinata, 2000: 107-108). Strategi inilah yang disebut Paulo Freire (2000: 61) sebagai model pembelajaran “hadap masalah” (problem posing). Sementara itu, strategi value clarification adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada upaya untuk membantu peserta didik mengklarifikasikan nilai-nilai yang ada pada diri mereka sendiri dan yang ada pada masyarakat.Dalam strategi ini proses pembelajaran tidak sekedar untuk menghapal berbagai tuntutan dalam nilai-nilai (agama, social, budaya, ilmu dan sebagainya), tetapi guru perlu memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap nilai-nilai yang sedang mereka pelajari (Suyanto dan Djihan Hisyam, 2000:77). Penulis percaya bahwa jika kita konsisten menerapkan metode substansialis berserta kedua strateginya tersebut dalam proses pembelajaran agama Islam, maka kita akan bisa berhasil secara efektif membentuk SQ peserta didik. Bila hal ini menjadi kenyataan, tentunya kita boleh berharap bahwa wajah moralitas bangsa ini akan berubah positif di masa depan.PenutupDalam paragraf-paragraf sebelumnya telah coba ditelusuri tiga permasalahan pokok seputar etika pendidikan berorientasi pada pembentukan SQ. Dari uraian-uraian di atas dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan sebagai berikuti:Kecerdasan spiritual (SQ) pada hakekatnya adalah kemampuan pribadi yang tertanam dalam struktur mental untuk selalu menjadikan Tuhan sebagai mitra kerja dalam segenap aspek dan setiap langkah-langkah kehidupan. Karakteristik seseorang yang memiliki SQ yang tinggi adalah unggul secara intelektual, kaya dalam amal, serta anggun dalam moral dan kebijaksamaan (wisdom).Secara substansial raison d’entre bagi perlunya menetapkan penbentukan SQ sebagai etika masa depan pendidikan nasional adalah fakta tentang adanya kebangkrutan moral yang melanda (sebagian) anak bangsa ini, yang pada kenyataannya telah melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam praksis pendidikan agama Isam, motede yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran berbasis pembentukan SQ adalah metode atau pendekatan substansialis beserta dua perangkat strategi pembelajarannya, yaitu strategi meaningful-discovery learning dan strategi values clarification.
DAFTAR PUSTAKA- Abdullah, M. Amin, 1996. “Perspektif ‘Link and Match’ Lembaga Pendidikan Tinggi Tenaga Kependidikan Agama Islam: Rekonstrusi atas Tinjauan Metodologi Pembudayaan Nilai-Nilai Keagamaan”. Jurnal Pendidikan Islam, No. 1 Th.I/Januari 1996.- Agustian, Ary Ginanjar, 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual (ESQ). Jakarta: Arga.- Ancok, Djamaluddin. 2001. “Membangun Modal Manusia Melalui Pengembangan IQ, EQ, dan SQ”. Makalah tidak diterbitkan. Surakarta: Fak. Psikologi UMS.- Baswedan, Aliyah Rasyid, 2002. “Pola Asuh yang Mengembangkan Kecerdasan Spiritual”. Makalah dalam seminar Pola Asuh yang Mencerdaskan Anak, diselenggarakan oleh Pusat Studi Wanita Lembaga Penelitian UII, tanggal 20 April 2002.- Freire, Paulo, 2000. Pendidikan Kaum Tertindas, alih bahasa Oetomo Dananjaya dkk. Jakarta: LP3ES.- Garaudy, Roger, 1986. Mencari Agama Pada Abad XX: Wasiat Filsafat Roger Garaudy, alih bahasa M. Sasjigi. Jakarta: Bulan Bintang.- Joesoef, Daoed, 2001. “Pembaharuan Pendidikan dan Pikiran”, dalam Sularto ( ed .). Masyarakat Warga dan Pergulatan Demokrasi: Antara Cita dan Fakta. Jakarta: Kompas.- Karis, M. Rusli. 1991, “Pendidikan Islam di Indonesia dalam Transformasi Sosial Budaya”, dalam Muslih Usa (ed.). Pendidikan Islam di Indonesia: Antara Cita dan Fakta. Yogyakarta: Tiara Wacana.- Kuntowijoyo, 2000. “Kesadaran dan Perilaku”, dalam Selo Soemardjan ( ed .). Menuju Tata Indonesia Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.- Maarif. Ahmad Syafii, 1996. “ Pendidikan Islam dan Proses Pemberdayaan Umat”. Jurnal Pendidikan Islam, No. 1 Th.I/Oktober 1996.- Muhadjir, Noeng, 1987. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Social: Suatu Teori Pendidikan. Yogyakarta: Reka Sarasih.- Sukamadinata, Nana Saodih. 2000. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.- Suyanto dan Djihan Hisyam, 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Melenium III. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa- Tasmara, Toto. 2001. Kecerdasan Ruhaniah (Transcendental Intelligence). Jakarta: Gema Insani Press.- Zohar, Donah dan Ian Marshall. 2000. SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berfikir Integralistik dan Holistic Untuk Memaknai Kehidupan. Bandung: Mizan.